SELAYANG
PANDANG KECAMATAN CIKAJANG
KABUPATEN GARUT
I.
PENDAHULUAN
“ Selayang
Pandang “ Kecamatan Cikajang
Kabupaten Garut, kami susun dalam bentuk buku ini, yang menguraikan serba
singkat tentang Kecamatan Cikajang yang meliputi; asal – usul nama “ CIKAJANG
“, letak geografisnya, alam dan iklim serta perkembangan dan lain-lain.
Meskipun hanya “
Selayang Pandang “, uraian ini
kiranya diharapkan dapat dimanfaatkan bagi selurh lapisan masyarakat, terutama
generasi penerus pembangunan dalam arti luas, agar mereka dapat memahami
keadaan daerahnya, sedikit banyak dapat memberikan penjelasan kepada pihak lain
yang memerlukan. Dilain pihak akan dijadikan bahan bagi Dinas/Instansi terkait
sebagai unsur perencana, pelaksana dan motifator pembangunan bersama masyarakat,
akan dapat melaksanakan serta meneruskan upaya Pemerintah dalam mewujudkan
kesejahteraan masyarakat.
II.
ASAL USUL CIKAJANG
A. Pembangun / Pemubuka Tempat.
Alkisah seorang
pengembara, penyebar agama Islam berasal dari Cirebon bersama “ Mbah Nurbain “ beserta anaknya Mbah Niem, Mbah Ukus, Mbah Bongkok, Mbah
Cugur Muda, Mbah Rangga Wedana, Mbah Jaya Kusumah dan Mbah Jaya Sakti. Atas tugas untuk menyebarkan agama Islam di Garut
bagian Selatan sambil mengembangkan pertanian, peternakan dan perikanan,
membuat saluran air dari kampung Dano sampai dengan Kampung Pabrik yang hingga
sekarang masih dimanfaatkan. Dari tokoh-tokoh tersebut di atas, daerah yang
sekarang disebut Cikajang dikembangkan dikembangkan sehingga menjadi suatu
daerah pemukiman dan pertanian yang subur. Tokoh-tokoh tersebut masing-masing
dimakamkan secara terpisah sesuai dengan daerah pemukimannya yaitu :
- Mbah Nubain : di Kampung Cikurai sekarang
Desa Barusuda
Kecamatan
Cigedug.
- Mbah Niem : di Belakang Cisarungga Kampung Cisatungga
Desa Cibodas Kecamatan Cikajang.
- Mbah Ukus : di Pulo Hulu Sungai ( Cikajang sekarang )
- Mbah Bongkos : di Gunung Kukus bersama Mbah Dalem Cugur
dan Mbah Rangga Wedana
- Mbah Dalem Jaya Sakti : di
Gunung Jaya
- Mbah Dalem Jaya Kusumah : di
Desa Mekarjaya / Girijaya B. Asal Usul Nama Tempat
1.
Menurut cerita
orang-orang tua, di lembah (lengkop) terdapat sebuah sungai besar yang
merupakan telaga (konon ceritanya sekarang letak sungai besar tersebut anatar
Pulo sampai dengan Areng), dimana hilir mudiknya masyarakat melewati sungai
tersebut menggunakan 2 (dua) perahu yang disatukan menyurapai rakit dan pakai
tutup, yang disebut KAJANG. Sungai
dalam bahasa Sunda disebut CI –
sehingga terkenal daerah ini hingga sekarang CIKAJANG.
Suatu bukti bahwa terdapat adanya sungai besar adalah
terkenal nama Kampung Cikajang Peuntas.
2.
Konon cerita lain
dari orang-orang tua, bahwa pada alur sungai yang disebutkan di atas pada
mulanya padi tumbuh baik, hasil panennya sangat menggembirakan. Namun suatu
saat Mbah Nurbain, Seba ke Sultan
Cirebon yang dibawa bukan padi hasil panen yang ditanam, namun pada asal
turiang (tunggul yang tumbuh padi) tentu kwalitas yang tidak baik. Saat itu
terjadi sapa “ di Kampung tempatmu
sebenarnya bukan ajangnya menanam padi. Sejak saat itu padi tumbuh tapi tidak
menghasilkan (hampa), namun jangan khawatir bahwa nanti tempatmu akan jadi ajang
pendatang yang dapat memberikan rizki, membawa berbagai hasil panen ”.
Sehingga tempat ini diambil dari kata CI = Sungai dan
Ajang tempatnya Pendatang. Selanjutnya menjadi Cikajang yang akhirnya terkenal
CIKAJANG.
Catatan :
1. Hingga saat ini padi tetap tidak menghasilkan buah
(hampa), sekarang merupakan pertanian lahan kering.
2. Ajang pendatang, para pedagang/ pembeli baik partai
besar atau kecil berupa hasil-hasil dari berbagai daerah yang kita kenal
sekarang istilah Kota Transit arus lalu lintas / barang antara Garut
Selatan ke Garut selanjutnya Bandung/Jakarta dan sebaliknya merupakan fasilitas
kebutuhan Garut Selatan.
3. Uga = “ kalau di Cisarungga telah menjadi ramai suatu
tanda Cikajang akan berkembang meluas “.
Hal itu terbukti dimana Cisarungga dijadikan lokasi
Pasar dan Terminal, selanjutnya dengan adanya jalan Cibodas – Simpang akan
membuka lahan perluasan Kota Cikajang masa datang.
II.
PERTUMBUHAN PEMERINTAHAN KECAMATAN CIKAJANG
Wilayah Kecamatan Cikajang yang sekarang, menurut sejarah pertumbuhannya
tidak terlepas pula dari pertumbuhan Kabupaten Garut. Dimana Kabupaten Garut
merupakan Wilayah Urban dari penggabungan distrik-distrik dari 4 (empat)
Kabupaten yaitu Bandung, Sumedang, Limbangan dan Tasikmalaya (Sukapura).
Pada tahun 1813 salah satu Wilayah Kewedanaan/Distrik
yaitu Kewedanaan Batuwangi yang berkedudukan di Banjarwangi adalah salah satu
Kewedanaan dari Kabupaten Sukapura (Tasikmalaya) di gabungkan ke Kabupaten
Garut, meliputi Kecamatan Singajaya dan Batuwangi.
Stelah Wilayah ini berada dalam Wilayah Kabupaten
Garut, Kewedanaan Batuwangi ini dihapuskan serta Kecamatan Batuwangi
digabungkan termasuk ke Wilayah Kewedanaan Cikajang. Pada tahun 1935 Kecamatan
Batuwangi dihapuskan, desa-desa digabungkan ke Kecamatan Singajaya dan Cikajang
sehingga Kecamatan Cikajang, Kewedanaan Cikajang meliputi desa-desanya :
1. Desa Cikajang;
2. Desa Cihideung (Cikandang);
3. Desa Dangiang
4. Desa Banjarwangi
5. Desa Wangunjaya
dengan luas areal
+ 23.507,455 Ha.
Terdiri dari :
-
Darat +
22.03,405 Ha.
-
Sawah +
1.470.,000 Ha.
Pada tahun 1957 Kecamatan Cikajang membentuk
perwakilan Kecamatan dengan status Kemantren Banjarwangi, keadaan ini
berlangsung sampai dengan tahun 1959 Kemantren ini dihapuskan.
Perkembangan dari pertumbuhan penduduk Desa-desa di
Wilayah Kecamatan Cikajang semakin pesat dan menuntut pelayanan dan pembinaan
kemasyarakatan yang efektif sebagaimana sebagaimana UU Nomor 5 Tahun 1979. Oleh
karena itu, Tahun 1979 sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1971 tentang Pembentukan, Pemecahan,
Penyaruan dan Penghapusan Desa, di Kecamatan Cikajang terjadi pemekaran Desa
sehingga desa-desa berkembang sebagai berikut :
1. Desa Cikajang
2. Desa Mekarsari
3. Desa Cikandang
4. Desa Cibodas
5. Desa Mekarjaya
6. Desa Girijaya
7. Desa Simpang
8. Desa Cipangramatan
9. Desa Banjarwangi
10. Desa Talagasari
11. Desa Bojong
12. Desa Dangiang
13. Desa Padahurip
14. Desa Kadongdong
15. Desa Wangunjaya
16. Desa Tanjung Jaya
Pada Tahun 1975 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur
Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 215/A/I/2/SK/75 tanggal 19 Juli 1975 dibentuk
kembali Kemantren Banjarwangi, dengan desa-desanya adalah :
1. Desa Banjarwangi
2. Desa Talagasari
3. Desa Bojong
4. Desa Dangiang
5. Desa Padahurip
6. Desa Kadongdong
7. Desa Wangunjaya
8. Desa Tanjung Jaya.
Pada tanggal ………………… sesuai dengan Keputusan Menteri
Dalam Negeri Nomor …………….. tanggal ………………… tentang peningkatan status Kemantren
Banjarwangi menjadi Kecamatan Banjarwangi dengan Camatnya yang pertama R. TALKANDA KARTAWIRYA, BA.
Selanjutnya Kecamatan Cikajang hanya meliputi beberapa
desa dianataranya mengalami pemekaran desa, sehingga desa-desanya menjadi 11
Desa, yaitu :
1. Desa Cikajang
2. Desa Mekarsari
3. Desa Cikandang
4. Desa Cibodas
5. Desa Mekarjaya
6. Desa Girijaya
7. Desa Simpang
8. Desa Cipangramatan
9. Desa Giriawas
10. Desa Padasuka
11. Desa Margamulya.
12. Desa Karamatwangi
Dengan Camatnya yang pertama yaitu :
NO
|
NAMA
|
TAHUN
|
1
|
UMAR
|
1950-1954
|
2
|
RAHMAT
|
1954-1958
|
3
|
RUNADI
|
1958-1962
|
4
|
HADIONO
|
1962-1965
|
5
|
DIDI HUDIAT
|
1965-1967
|
6
|
KODIR
|
1967-1970
|
7
|
SUDIRMAN
|
1970-1973
|
8
|
Rd. SOEPARDAN
|
1973-1978
|
9
|
R. ATJE ABDULAH
|
1978-1980
|
10
|
Rd. A. FATTAH
|
1980-1982
|
11
|
Drs. SURYANA W
|
1982-1985
|
12
|
Drs. RAHMAN R
|
1985-1988
|
13
|
H. YADI KUSMAYADI, BA
|
1988-1993
|
14
|
H. IMAN ALI RAHMAN, SH
|
1993-1993
|
15
|
Drs. KUSNAENI, BA
|
1993-1997
|
16
|
D A H L A N
|
1997-2000
|
17
|
KARYONO YACOB, BA
|
2000-2001
|
18
|
Drs. H. BUHANUDIN AFIF, M.Si
|
2001-2003
|
19
|
DEDE SOLIHIN,S.Sos
|
2003-2004
|
20
|
Drs. DADI DJAKARIA, M.Si
|
2004-2008
|
21
|
UNDANG SARIPUDIN,S.Sos,M.Si
|
2008-2012
|
22
|
GANDA PERMANA, S.Sos
|
2012-2015
|
23
|
Drs. ANWAR
|
2015-2017
|
24
|
RAHMAT ALAMSYAH,S.Sos
|
2017 - SEKARANG
|
0 komentar:
Posting Komentar